image

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

Published : Sisfor | 2024-11-08 14:40:51 8 comments

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi sangat rentan terhadap infeksi dan penyakit tertentu yang disebut infeksi oportunistik. Berikut adalah penjelasan detail tentang AIDS:

1. Penyebab AIDS

  • AIDS disebabkan oleh HIV, virus yang menyerang dan merusak sel CD4 (juga disebut sel T-helper), yang merupakan komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh.
  • Ketika jumlah sel CD4 turun di bawah tingkat tertentu (kurang dari 200 sel/mm³ darah) dan individu mengalami infeksi atau komplikasi tertentu, kondisi ini disebut AIDS.

2. Penularan HIV

HIV menular melalui:

  1. Kontak dengan cairan tubuh tertentu:
    • Darah
    • Air mani
    • Cairan vagina
    • Cairan rektal
    • ASI
  2. Cara penularan:
    • Hubungan seksual tanpa pelindung (tanpa kondom).
    • Berbagi jarum suntik, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik.
    • Transfusi darah yang terkontaminasi (sangat jarang karena ada skrining di bank darah).
    • Penularan dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui jika ibu HIV-positif.

3. Gejala HIV dan AIDS

  • HIV (fase awal hingga lanjut):

    1. Fase awal (akut): Gejala mirip flu, seperti demam, kelelahan, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
    2. Fase laten: HIV berkembang secara perlahan di tubuh, sering tanpa gejala selama bertahun-tahun.
    3. Fase lanjut: Penurunan berat badan, demam berkepanjangan, diare kronis, dan infeksi kulit.
  • AIDS:

    • Infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis (TB), pneumonia, dan infeksi jamur.
    • Kanker tertentu, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma.
    • Gejala umum: kelelahan ekstrem, berat badan turun drastis, demam berkepanjangan, dan gangguan kognitif.

4. Diagnosis

Diagnosis HIV dilakukan melalui tes darah, seperti:

  • Tes antibodi HIV: Mendeteksi antibodi terhadap HIV.
  • Tes antigen/antibodi: Mengidentifikasi antigen HIV p24 (ditemukan di awal infeksi) dan antibodi HIV.
  • Tes RNA HIV: Mendeteksi langsung virus di dalam darah.

AIDS didiagnosis berdasarkan:

  • Jumlah sel CD4 kurang dari 200 sel/mm³.
  • Adanya infeksi atau penyakit terkait AIDS (misalnya, kandidiasis esofagus, pneumonia pneumocystis).

5. Pengobatan

  • ART (Antiretroviral Therapy):
    • Tidak ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS, tetapi ART dapat menekan replikasi virus, meningkatkan jumlah sel CD4, dan memperpanjang harapan hidup.
    • ART harus diminum seumur hidup dan membantu penderita HIV tetap sehat.

6. Pencegahan

  1. Hubungan seksual aman:
    • Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
    • Hindari berganti-ganti pasangan seksual.
  2. Penggunaan jarum suntik:
    • Hindari berbagi jarum suntik.
  3. Program pencegahan ibu ke anak:
    • Wanita hamil dengan HIV harus menjalani ART untuk mencegah penularan ke bayi.
  4. Tes HIV rutin:
    • Tes dini membantu deteksi dan pengobatan segera.
  5. Pemberian PrEP dan PEP:
    • PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis): Obat untuk orang berisiko tinggi agar tidak tertular HIV.
    • PEP (Post-Exposure Prophylaxis): Obat yang diminum dalam waktu 72 jam setelah paparan HIV.

7. Stigma dan Dukungan

  • Penderita HIV/AIDS sering menghadapi stigma dan diskriminasi. Edukasi masyarakat penting untuk mengurangi stigma.
  • Dukungan psikologis dan sosial sangat dibutuhkan bagi pasien untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

AIDS adalah penyakit yang dapat dicegah dan dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. Deteksi dini dan pengobatan ART dapat memastikan penderita HIV menjalani hidup yang sehat dan panjang.

Komentar